Minggu, 02 Desember 2012


Suatu hari disebuah desa yang tenang dan sejuk, desa dimana yang dikenal dengan sebutan ‘Healthy Village’, yang berarti ‘Desa Sehat’. Bagaimana tidak? Didesa tersebut penduduknya sangat menjaga kebersihannya. Dijamin sehat deh kalo tinggal didesa itu :D *kalo ada -,-*
                                      
@Sekolah
“Aaaauuwwhhh, sakiiiiitttttt”, rintih seorang perempuan sambil memegangi pipinya dengan muka meringis kesakitan.
“Hahaha :D, kalo bisa kejar aku, ayooo”, tantang seorang laki-laki kepada perempuan itu.
“Aaaarrgghh, awas kau, Justin. Akan ku balas kau”, teriak perempuan itu yang bernama Clara.
“Hahaha :D”, tawa Justin menggelegar.

*Kriiing.....kriiing.....kriiiing.....*
            Bell sekolah tanda pulang pun berbunyi, Clara yang sepertinya masih merasa kesakitan terus mengelus pipinya. Justin merasa bersalah atas perlakuannya, dia pun mendekati Clara.
“Hey”, sapa Justin.
“Ngapain kamu kesini? belum puas buat aku menderita?”, ucap Clara dengan nada kesal.
“Mmmm..... aku cuma mau minta maaf ke kamu, sikapku berlebihan. Tapi aku gak bermaksud buat nyakitin kamu. Maafin aku yaa”, mohon Justin dengan memasang muka memelas.
“Gak!!”, ucap Clara jutek.
“Yaaaaahhhh, masa kamu gak mau maafin aku? Kita kan udah sahabatan dari kecil”, ucap Justin sedikit membujuk.
“.................”. Clara tidak menjawab.
“Ih, yaudah. Awas ya , aku gak akan traktir kamu lagi”, ancam Justin.
“Eh, iya iya. Aku maafin :)”, ucap Clara sambil tersenyum.
“Tidak! Sudah terlambat!!”, ucap Justin membelakangi Clara.
“Yah yah, maaf maaf :( , jentikan ayoo jentikan :(“, rengek Clara sambil menarik-narik baju Justin.
“Oke, baikan?”. Ucap Justin sambil mengulurkan jentiknya.
“Baikan :D”, ucap Clara senang.
Mereka kemudian pulang bersama, dan jalan kaki tentunya.
“Oh iya, Just. Besok kan libur, aku mau ajak kamu jalan-jalan, mau ngga?”
“Jalan-jalan kemana?”, tanya Justin penasaran.
“Nanti juga kamu tau sendiri :) aku duluan ya Just, bye :)”, ucap Clara sambil melambaikan tangannya.
“Oke, bye juga :)”, jawab Justin sambil membalas lambaian tangan sahabatnya itu.

SKIP
Pagi mah, pagi pah”, sapa Clara pada kedua orang tuanya.
‘Pagi sayang, cepat sini sarapan dulu”, ajak Ibu Clara.
“Clara sarapannya siang aja ya mah, sekarang Clara mau pergi dulu, dah mamah, dah papah”, ucap Clara yang tak lupa mencium pipi kedua orang tuanya lalu pergi begitu saja.
“Heh, dasar anak-anak -___-“, ucap Ayah Clara sambil geleng-geleng kepala.
            Clara pun berlari menuju rumah Justin. Sesampainya dirumah Justin.
“JUSTIN, JUSTIN. AYOO KATANYA MAU JALAN-JALAN!”, teriak Clara didepan rumah Justin.
            Bukannya Justin yang keluar, malah ibunya Justin yang keluar.
“Ada apa dek Clara? Kok pagi-pagi gini teriak-teriak kaya gitu?”, tanya ibunya Justin, Mom Pattie.
“Hehe, maaf tante. Justinnya ada?”, tanya Clara tersenyum malu dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Apaan sih kamu? Aku lagi sarapan juga. Emang kita mau jalan-jalan kemana?’, tanya Justin yang mulutnya masih dipenuhi makanan.
“Udah ayoo, ikut aja”, Clara menarik tangan Justin.
“Eh eh. Maah, aku pergi dulu yaa!”, teriak Justin sambil lari-lari karena ditarik Clara.
“Iya, hati-hati yaa”, ucap Mom Pattie lalu masuk ke dalam rumahnya.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
“Nah, sudah sampai :D”, ucap Clara sambil melepaskan genggamannya pada Justin.
“Jadi kamu mengajakku ke rumah pohon yang pernah kita buat?”, tanya Justin.
“Iya, ayolaaahh. Aku kangen kita main-main disini. Kan sekalian melihat pemandangan sawah dari atas”, bujuk Clara.
“Ouh, oke oke :)”, ucap Justin sambil tersenyum.
            Mereka pun masuk ke rumah pohon itu.
“Iyeuh, kotor banget”, ucap Clara sambil mencolek dinding rumah pohon tersebut.
            Lalu Clara menengok ke arah Justin.
“Apa?”, tanya Justin.
            Clara hanya menjawab dengan menggerakkan alisnya naik turun sambil tersenyum meminta sesuatu.
“Oouuhh, baiklah”, jawab Justin pasrah.
Mereka pun membersihkannya. Setelah mereka merasa lelah, mereka pun tiduran bersama.
“Just, kamu masih ingat lagu yang pernah kita buat?”, tanya Clara.
“Tentu saja, mau aku nyanyikan?”
“Boleh boleh :D”.
“I never thought  that it’d be easy, ‘cause we’re both so distant now, and the walls are closing in on us, and we’re wondering how. No one has a solid answer, but just walking in the dark, and you can see the look on my face, it just tears me apart”.
            Saat Justin sedang bernyanyi, tiba-tiba terdengar suara lonceng dari kaleng.
“Apaan tuh?”, tanya Justin bangkit dari tidurnya.
“Aku juga tidak tau, Just”, jawab Clara ikutan duduk.
“Hey, ada burung yang terperangkap dijaring petani tuh. Aku ambil dulu ya”, kata Justin.
“Oke, aku tetap disini”.
            Saat Justin sedang berusaha melepaskan burung dari jaring petani, Clara sibuk sendiri dengan mengukir sesuatu dipohon itu. Apakah ukiran itu? Hanya Clara dan Tuhan saja yang tau :D
“Clara, disini banyak ikan! Ayo turun kita cari ikan bareng-bareng!”, teriak Justin pada Clara.
“Sebentar, Just!”, teriak Clara. “Fuuhh, fuh, fuh. hehe, sudah jadi, muah”, ucap Clara meniup serpihan-serpihan kayu kecil yang masih menempel dipohon tersebut lalu mencium ukirannya -,-
            Clara pun menghampiri Justin, bukannya mencari ikan, mereka malah bermain membuat istana dari tanah liat -,-
“Wah Just, udah sore nih. Kita pulang yuk”, ajak Clara.
“Yah, bentar dong. Istanaku belum jadi nih”, ucap Justin yang masih sibuk membuat istana.
“Udaahh cepeett!”, Clara menarik tangan Justin.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
“Aku pulaang!”, teriak Clara  yang baru sampai rumah.
“Clara, kok kamu kotor sekali? Cepat sana mandi, sebentar lagi mau ada sepupu kamu yang datang”, perintah Ibu Clara.
“Sepupu? Siapa mah?”, tanya Clara penasaran.
“Sudah sana, mandi saja dulu, nanti juga kamu tau sendiri”, ucap Ibu Clara.
“Mmm, baiklah”. Clara langsung berlari ke kamarnya lalu mandi.

30 MENIT KEMUDIAN

*tingnong ..... tingnong ..... tingnong*

“Ya tunggu sebentar”, kata Ibu Clara sambil lari-lari kecil menuju pintu depan.
“Eh, Kak Mandy sudah datang. Ayo silahkan masuk”, sambut Ibu Clara.
“Iya Lina, terima kasih”, ucap Mandy sambil mengikuti Lina dibelakangnya.
“Silahkan duduk dulu, aku mau buatkan minuman untuk kalian”, ucap Ibu Clara pada Mandy.
“Eh, tak usah Lina, barusan kami sudah minum kok”, ucap Mandy menghentikkan langkah Lina.
“Oh, baiklah. Oh iya, kamu pasti yang  namanya Selena kan?”, tanya Lina pada gadis disebelah kakaknya tersebut.
“Iya tante :)”, jawab Selena sambil tersenyum.
“Wah, kamu sudah besar ternyata, cantik lagi”, puji Lina.
“Hehe :D oh iya tant, Claranya ada? Aku rindu padanya”, ucap Selena sambil menyilangkan kedua tangannya pada dadanya.
“Oh, Clara ada. Dia ada dikamarnya”, jawab Lina.
“Sebelah mana kamar Clara, tant?”, tanya Selena celingukan.
“Ituh, yang pintunya warna ungu”, jawab Ibu Clara sambil menunjukannya.
            Selena langsung berlari ke kamar Clara dan langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
“Kyaaaaaaaa!”, teriak Clara.
“Aaaaaaaaaa!”, Selena ikutan teriak sambil muter-muter didalam kamar Clara.
“Heh, siapa kamu?!”, tanya Clara sambil menunjukkan jari telunjuknya ke wajah Selena.
“Aku Selena, Clara. Masa kamu lupa sih?“, jawab Selena sambil memanyunkan bibirnya
“Ohohohoho, kirain siapa, mukamu sedikit berbeda”, ucap Clara lalu duduk ditepi tempat tidurnya.
“Tadi kamu kenapa teriak?”, tanya Selena ikutan duduk disebelah Clara.
“Aku kira kamu hantu, habis kamu masuk ke kamarku tidak ketuk pintu dulu”, jawab Clara.
“Oh”, ucap Selena singkat.
“Kamu juga kenapa tadi ikutan teriak? Muter-muter gak jelas lagi?”, Clara balik nanya.
“Aku kira kamu teriak gara-gara ngeliat tikus”, jawab Selena sedikit gugup.
“Oh, tenang aja Sel, disini gak bakalan ada tikus kok”, ucap Clara menenangkan.
            Tiba-tiba ........
“Kyaaaaaaaaa!”, Selena teriak kembali setelah melihat seekor tikus yang lumayan besar. Selena langsung berdiri di atas kasur.
“Kamu gimana sih?! Katanya disini gak ada tikus?!”, tanya Selena marah-marah.
“Hahaha, Cuma ada 1 kok, gak masalah kan? :D“, ucap Clara menahan tawa sambil mengangkat kedua bahunya.
“Whatevahh -,-“, ucap Selena jutek.

                   SKIP
*Kriiing.....kriiing.....kriiiing.....*
            Bell sekolah tanda istirahat pun berbunyi, seperti biasa Clara dan Justin pergi ke kantin bersama.
“Hahaha, kau lucu sekali :D”, ucap Justin. *Pletak* Justin menjitak Clara.
“Aaaww, iiihh, dasar :D”, Clara hendak mencubit pinggang Justin.
“Eits, nggak kena, weee :P”, ledek Justin sambil menjulurkan lidahnya.
            Mereka pun duduk di kursi kantin yang kosong. Tak lama kemudian seorang perempuan memanggil Clara.
“Clara!”, panggil perempuan itu.
            Clara dan Justin pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.
“Hey, Selena”, sahut Clara.
            Selena pun menghampiri Clara dan Justin.
“Boleh aku gabung disini? :)”, tanya Selena.
“Oh, boleh kok, boleh banget :)”, jawab Justin semangat.
            Clara yg merasa tak enak dengan Selena pun langsung menginjak kaki Justin.
“Adaaww”, Justin meringis kesakitan.
“Kamu kenapa?”, tanya Selena pada Justin.
“Oh, ngga apa2 :)”, jawab Justin tersenyum kecut.
“Oh iya Sel, kenalin ini Justin, sahabat aku dari kecil. Just, kenalin ini Selena, sepupu aku”, ucap Clara memperkenalkan mereka.
“Oh, hai. Senang berkenalan denganmu :)”, ucap Justin sambil mengulurkan tangannya.
“Hai, senang berkenalan denganmu juga :)”, Selena juga mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan, sangat lama.
“Ekhem”, dehem Clara.
“Ehh .. emmm .. mmm ..”, Justin salah tingkah, sedangkan Selena hanya tersenyum.
“Sel, kamu mau pesen apa?”, tanya Clara.
“Aku pesen baso aja deh :)”, jawab Selena.
“Oh, oke, bentar ya”. Clara beranjak dari tempat duduknya.
“Eh eh”, ucap Justin pada Clara sehingga Clara berhenti melangkah. “Biar aku aja yah yg pesen makanannya :)”, lanjut Justin sambil mendudukkan Clara ditempat duduknya.
“Kamu mau pesen apa , hm?”, tanya Justin pada Clara.
“Aku sama kaya Selena aja deh, tapi basonya aja jangan dikasih sayuran”, jawab Clara.
“Oke”.
            10 MENIT KEMUDIAN
“Nih, basonya udah jadi”, ucap Justin sambil meletakkan kedua baso itu di atas meja.
“Justiiiiinnnn!!, aku kan udah bilang tadi, jangan di kasih sayuran!”, geram Clara pada Justin.
“Ya ampun, maaf Clara, aku lupa :D”, ucap Justin menahan tawa.
“Huh, terus gimana dong?”, tanya Clara sambil memanyunkan bibirnya.
“Ya tinggal dimakan basonya saja Sayangku, Cintaku. Kamu cantik-cantik kok oneng sih :D”, ledek Justin sambil tertawa.
“Iiiihhh, Justiiinnn”. Clara mencubit pinggang Justin, lalu Justin mencubit pipi Clara. Kemudian mereka pun saling cubit-cubitan. Selena yg melihat tingkah laku mereka hanya bisa tertawa.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

“Kami pulang!”, ucap Clara dan Selena bersamaan.
“Eh, sudah pulang ya. Selena, gimana sekolah pertamamu di tempat sekolah Clara?”, tanya Mandy, Ibu Selena.
“Seru banget Mah, siswanya juga baik-baik :)”, ucap Selena senang.
“Oh yasudah, kalian berdua ganti baju ya, nanti kita makan siang sama-sama”.
“Oke!”, ucap mereka -–Clara & Selena— serempak.
            Clara dan Selena pun memasuki kamar mereka masing-masing. Saat Clara sedang melepas sepatunya tiba-tiba ponselnya berdering dari dalam tasnya. Clara pun mengambil ponsel miliknya dan ternyata SMS dari Justin.
            SMS P.O.V
Justin : “Clara, maaf ganggu. Boleh aku minta nomor ponselnya Selena?”
Clara : “Memang untuk apa?”
Justin : “Yaaaa, supaya aku bisa lebih dekat saja dengan dia :)”
Clara : “Oh, baiklah. 082127220792”
Justin : “Thank ya’ Clara :*”
Clara : “Iya, sama-sama”

            CLARA P.O.V
“Ih, nyebelin banget sih!. Buat apa coba dia minta nomor ponselnya Selena? Dasar, cowok rata-rata kaya gitu yah!. Dapet kenalan cewek langsung nyari nomor ponselnya, dasar genit! Eh, kok gue jadi marah-marah gini ya? -,-“
            Tiba-tiba ada seorang wanita yg memanggilku.
“Clara, cepet. makan siangnya udah siap!”, teriak ibuku.
“Iya Mah”.
            Ketika aku sudah selesai mengganti baju, aku pun menghampiri ibuku, ayahku, tante Mandy dan Selena yg sudah berkumpul di meja makan. Kami pun melahap makanannya sampai kenyang. Setelah aku merasa kenyang, aku pun langsung pamit masuk ke kamarku. Aku langsung membuka laptopku dan bermain games kesukaanku, Angry Birds. Tiba-tiba ......

 “Clara!”, teriak Selena memasuki kamarku.
“Eh, ada apa?”
“Aku dapet SMS dari Justin :D”, ucap Selena bahagia.
“Lantas?”, tanyaku pura-pura tidak tau. “Justin tau nomor kamu dari aku”, batinku.
“Entahlah, tiba-tiba aku merasa senang sekali :)”, ucap Selena sambil mendekati jendela kamarku.
“Kau senang gara-gara dapet SMS dari Justin?”,  tanyaku lagi basa-basi.
“Yeah :D”, jawab Selena memebelakangiku sambil melihat pemandangan diluar jendela.
“Lalu?”, tanyaku lagi yg masih sibuk dengan laptopku.
“Ku rasa aku jatuh cinta padanya :)”, ucapnya yg membuat aku menganga tak percaya.
“Apa?! Apa yg dia katakan?! Dia jatuh cinta pada Justin?!”, batinku. Aku segera membuyarkan pikiran negatif yg ada di otakku.
“Oh, apa kau tidak takut kalo kalian jadian Justin akan mempermainkan cintamu?”, tanyaku lagi.
“Tidak, kurasa dia orang yg baik, dan berbeda seperti cowok-cowok pada umumnya :)”, jawab Selena yg masih melihat pemandangan diluar.
“Oh, terserah kau saja”, ucapku jutek.
“Baiklah, aku ke kamarku dulu ya :)”.
“Iya :)”.
Selena pun meninggalkanku didalam kamarku.

                 AUTHOR P.O.V
“Hah?! Maksudnya apa coba?! Justin minta nomor ponsel Selena dengan alasan yg tidak masuk akal, Selena bilang kalo dia jatuh cinta pada Justin, iiiisshhhh!!”, geram Clara dengan nada ,,,,, yaaaaaa .... seperti “Cemburu”.

                 SKIP

“Clara! ayo cepetan, udah siang nih!”, teriak Selena dari depan rumah.
“Iyaaa sebentar!”, ucap Clara yg baru keluar dari kamarnya. Ia pun berlari menghampiri Selena.
“Clara, kamu aja yah yg nyetir, aku gak terlalu bisa nyetir sepeda”, ucap Selena sambil memberikan sepeda milik Clara.
“Oh, baiklah”.
Clara pun menggoes sepedanya dengan nafasnya yg tersengal-sengal.“Gillaa, Selena berat banget ya”, batin Clara.
“Clara”, panggil Selena.
“Iya”.
“Aku seneng banget, raaa”, ucap Selena sambil menarik-narik tas Clara.
“Eh eh eh, jangan ditarik-tarik dong. Mau masuk rumah sakit?”.
“Hehe, maaf :D”, ucap Selena cengengesan.
“Seneng kenapa?”, tanya Clara melanjutkan pembicaraan tadi.
“Tau gak, tadi malem aku ditembak sama Justin loh :D”, ucap Selena bahagia.
“APA?!. Clara kaget dan mendadak mengerem sepedanya.
“Aduh, aawwhh, sakiitt. Tulang punggungmu keras sekali, ra”, ucap Selena sambil mengusap-usap keningnya. Clara tidak menjawab, dia masih menganga tak percaya.
“Clara”, panggil Selena, tapi tidak ada jawaban dari Clara. Selena pun turun dari boncengannya, lalu berhadapan dengan Clara. “Claraaaaaa!!”, teriak Selena sambil mengguncang2 bahu Clara.
“Eh,, em,, emmm,, kenapa?”, tanya Clara sambil menggaruk2 kepalanya yg tidak gatal.
“Seharusnya aku yg bertanya seperti itu kepadamu”, jelas Selena.
“Oh, hehe”, Clara cengengesan.
“Wah, bentar lagi sekolah masuk. Ayo cepet naik”, ucap Clara melihat jam tangannya lalu menyuruh Selena untuk kembali naik.
Jam pelajaran pertama pun dimulai, Clara terlihat murung. Justin yg melihatnya merasa keheranan.
            “Tau gak, tadi malem aku ditembak sama Justin loh”.
Kalimat tersebut masih terngiang dalam pikiran Clara. Sedih, kecewa, marah, pasrah, itulah yg dirasakan Clara sekarang. Tak terasa air matanya menetes, Clara tak sanggup menahan semuanya.
“Apa yg harus aku lakukan?”, batin Clara sambil meremas lembaran kertas yg ada di atas meja.
            *Kriiing .... Kriing .... Kriing ....*
Waktunya istirahat, Clara melihat Justin dan Selena yg sedang bercanda.
“Ayo kita ke kantin, aku traktir deh :D”, ucap Justin sambil menepuk dadanya dengan telapak tangannya.
“Tapi ka ....” belum selesai Selena bicara, tiba-tiba Justin mengatupkan mulut Selena dengan jari telunjuknya.
“Ssstt, tak usah sungkan. Kau kan pacarku :)”, bisik Justin lembut.
“Baiklah :)”, setuju Selena.
Clara mendengar perkataan mereka berdua. Rasanya sakiiittt, benar-benar sakit. Clara pun membenamkan wajahnya di atas meja dengan di tutupi kedua tangannya.
“Clara, ayo kita ke kantin”, ajak Justin.
“Aku sedang tidak ingin kemana-mana, kalian pergi saja berdua”, ucap Clara datar.
“Kenapa?”, tanya Justin.
“Sudahlah! Kalian berdua pergi saja sana! Aku sedang ingin sendiri!”, bentak Clara pada Justin.
“Ba ... baiklah”. Justin dan Selena pun pergi.
       Ketika Clara merasa kelasnya sudah sepi, ia pun mengangkat kepalanya dan kembali melamun.
            “Tau gak, tadi malem aku ditembak sama Justin loh”.
Kalimat itu kembali terngiang dalam pikirannya. Kemudian Clara berlari ke belakang kelasnya dan bersenderan di tembok. “Justin, seandainya kamu tau bagaimana perasaanku sekarang. Aku merasa jealous melihat kalian berdua mesra seperti tadi. a .... a .... aku mencintaimu, Just. Tapi kenapa kau mengkhianati cintaku?!”. Air matanya pun kembali menitik, Clara membenamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya, terlihat air matanya yg keluar melalui sela-sela jarinya. Lututnya kini terasa lemas, ia pun terduduk, tangisannya pun semakin menjadi-jadi .

5 hari sudah hubungan mereka ~Justin & Selena~ berstatus pacaran, dan 5 hari juga Clara menangis setiap harinya. Tapi walau begitu ia tetap bersikap seolah tegar. Clara mencoba untuk melupakan Justin tapi sayangnya ia tak bisa.

            @SEKOLAH
“Anak-anak, ibu akan membagikan kelompok untuk tugas Fisika ini”, ucap seorang guru perempuan. “Adit dengan Dina, Egy dengan Lily, Selena dengan Dion”, kata Ibu Vina sambil menunjuk murid-muridnya.
“Dan Clara dengan Justin”, lanjut Ibu Vina mengakhiri pembagian kelompoknya.
“Apa?! Dengan Justin?! Ish,  padahalkan aku sedang berusaha untuk melupakan dia, kenapa bisa begini?! Memang sih kelompoknya harus sepasang, 1 cewe & 1 cowo, tapi kenapa harus dengan Justin?!”, batin Clara.
Setelah beberapa menit kemudian seorang pria paruh baya memasuki kelas mereka. Pria itu sedikit berbincang dengan Ibu Vina, kemudian Ibu Vina melangkahkan kakinya ke luar kelas dan memasukinya lagi dengan seorang laki-laki.
“Anak-anak, kita kedatangan murid baru disini. Ayo, perkenalkan dirimu”, ucap Ibu Vina mempersilahkan laki-laki itu.
“Hai, perkenalkan namaku Zayn Malik, kalian bisa memanggilku Zayn :)”, ucap Zayn.
Terlihat Selena senyum-senyum sendiri saat melihat Zayn. “Tampan sekali”, gumam Selena pada dirinya sendiri.
“Anak-anak, karena kita kedatangan murid baru jadi kelompoknya dirubah lagi ya, Adit tetap dengan Dina, Egy juga tetap dengan Lily, Dion dengan Keisha”, ucap Ibu Vina. “Clara tetap dengan Justin, dan Selena dengan Zayn”.
Sedikit rasa cemburu Justin pada Zayn. “Kenapa? Ini hanya kelompok”, batin Justin.
Sedangkan Selena merasa sangat senang bisa sekelompok dengan Zayn. “Ku rasa aku menyukainya :)”, batin Selena sambil senyum-senyum sendiri.

            SKIP

Pukul 19.00, Clara sudah berjanji pada Justin akan datang kerumahnya untuk mengerjakan tugas Fisika. Ia pun hendak mengambil sepedanya.
“Hah? Bannya bocor?! Huh, terpaksa deh -,-“.
Clara pun jalan kaki menuju rumah Justin. Sesampainya dirumah Justin.
            *tok ... tok ... tok*
“Tunggu sebentar”, ucap seseorang dari dalam rumah.
            *ceklek*
“Eh dek Clara, ayo masuk”, ucap Pattie mempersilahkan Clara.
“Makasih tante”, Clara membuntutinya. “Mmm,, Justinnya ada tant?”, tanya Clara.
“Ada, dia ada dikamarnya, tante panggilkan dulu ya”. Pattie berjalan menuju kamar Justin. Tak lama kemudian Pattie kembali lagi.
“Dek Clara, kata Justin kamu masuk saja ke kamarnya”, ucap Pattie memberitau.
“Oh, makasih ya tant :)”.
Pattie hanya menjawabnya dengan senyuman.
Clara pun melangkahkan kakinya menuju kamar Justin. “Huuuff, tarikk nafaaasss, buaang”. Clara mencoba merilekskan dirinya agar lebih tenang.
“Justiiinn”, panggil Clara mengagetkan Justin
“Ya ampuunn, Clara. Kau bikin kaget saja”, ucap Justin dengan nada yg agak kesal sambil mengusap-usap dadanya.
“Hehe, maaf deh”.
“Oke, sekarang kita ngapain?”, tanya Justin.
“Ngerjain tugas lah, Just. Apa lagi?”, jawab Clara.
“Oh iya, hehe. Lupa :D”, ucap Justin cengengesan. “Kita bagi saja ya ngerjainnya, aku yg ini sampai ini, kamu yg bagian ini”, Justin membagikan tugasnya.
“Hah? Kau bagaimana sih? Kenapa bagianku susah semua?!”, tanya Clara sambil berkacak pinggang.
“Itu derita buat orang yg pintar :D”, ucap Justin tersenyum lebar.
“Huh”, Clara mendecak sebal.
           
Mereka pun akhirnya mengerjakan tugas yg sudah dibagi oleh Justin. Mereka juga bercanda disela-sela mengerjakan tugasnya, membantu Justin mengerjakan tugasnya ataupun sebaliknya. Ditengah-tengah waktu, disaat Clara mengambil penghapus di sebelahnya, ternyata Justin juga berniat mengambil penghapus tersebut. Tangan mereka pun saling bertemu. Disaat itulah laki-laki bermata coklat hadzel dan perempuan bermata hitam pekat itu pun saling berpandangan, sangat dekat dan cukup lama.
“Ya Tuhan, jantungku serasa mau copot”, batin Clara. Clara langsung membuang lamunannya, mereka berdua salah tingkah.
“Eh, Just, udah malem nih, aku harus segera pulang”, ucap Clara sambil membereskan buku pelajarannya dengan tergesa-gesa.
“Eh, i .. iyaa ... perlu aku bantu?”, tawar Justin sedikit gugup.
“Oh, tak usah”. Clara pun selesai membereskannya. “Aku pulang dulu ya, Just. Bye”, ucap Clara melambaikan tangannya lalu pergi begitu saja.
Clara terlihat buru-buru saat keluar dari kamar Justin, ia tak ingin Justin mendapati wajahnya yg memerah karena kejadian tadi. Clara hendak memakai sandalnya, karena terlalu terburu-buru memakai sandal, tiba-tiba ......
“Aaawwhhh, apa yg aku injak? Sakit sekaliii....”, ringis Clara menahan sakit pada kakinya. Sebenarnya ia tidak kuat untuk berjalan, tapi apa boleh buat, dia harus segera pulang. Akhirnya Clara pun pulang dengan jalannya yg pincang.
2 hari kemudian luka yg ada di kaki Clara membengkak. Lina, ibu Clara merasa cemas dengan apa yg terjadi pada anaknya itu.
“Memang malam itu kamu menginjak apa, sayang?”, tanya ibu Clara.
“Clara juga tidak tau, Mah”, ucap Clara menggelengkan kepalanya.
“Ya sudah, Mamah akan mengobati lukamu sampai sembuh :)”, ucap Ibu Clara sambil mengusap kepala anaknya.
“Makasih, Mah :)”, kata Clara senang.

Besoknya Clara tidak masuk sekolah. Dia bilang kalo ketika ia berusaha untuk berjalan ia merasa kakinya seperti dijatuhi batu besar yg mungkin beratnya sekitar 5 ton *lebay -,-*


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

1 minggu kemudian bengkak yg ada pada kaki Clara semakin membesar. Orang tua Clara merasa khawatir, akhirnya mereka membawa Clara ke rumah sakit.
“Mmaaahhh, sakkiiitttt .....”, lirih Clara sambil memegangi kakinya yg bengkak.
“Sabar sayang, sebentar lagi kita sampai dirumah sakit”, ucap Ibu Clara sambil mengusap kening anaknya itu. Clara hanya mengangguk.
Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit. Clara pun langsung mendapatkan pertolongan pertama.
“Aawwhh, sakit dok”, teriak Clara ketika kakinya disentuh oleh dokter. “Maaf”, ucap dokter.
Hanya perlu waktu beberapa detik, jarum infus pun sudah dipasang oleh suster. Karena pengaruh infus itu Clara pun tertidur. Lalu dokter keluar dari ruang UGD tadi.
“Bagaimana keadaan anak saya, Dok?”, tanya Ibu Clara penuh dengan rasa cemas.
“Sepertinya anak ibu pernah menginjak sesuatu, benar begitu?”, tanya Dokter.
“Be ... benar, Dok”, jawab Ibu Clara terbata-bata.
“Ibu, sesuatu yg diinjaknya itu sudah masuk ke dalam dagingnya. Kenapa ibu tidak cepat-cepat bawa dia kemari? Padahal kalau dia langsung dilarikan ke rumah sakit, mungkin lukanya tak separah ini, bu”, jelas Dokter panjang lebar.
“Saya kira itu hanya bengkak biasa, dok”, ucap Ibu Clara menahan tangis.
“Terus apa yg harus kami lakukan, dok?”, tanya ayah Clara.
“Sebaiknya ibu dan bapak segera membayar biaya administrasinya, agar anak ibu dan bapak bisa dirawat secara intensif”, ucap dokter.
“Baiklah, dok. Terimakasih”, kata ayah Clara.
Lina dan John(ayah Clara) pun membayar biaya administrasinya. Setelah selesai dibayar Clara dipindahkan ke ruang rawat.
Terlihat Clara terbaring lemah dengan infus disebelahnya. Lina pun duduk disamping Clara sembari memegang tangan Clara. Lina merasa sangat sedih. Pasalnya, Clara adalah anak sematawayangnya. “Maafin Mamah ya sayang, Mamah belum bisa menjaga kamu dengan baik. Mamah tidak tau semuanya akan terjadi seperti ini. Maafin Mamah ya sayang”, ucap Lina dengan suara serak. Ia tak kuasa melihat anaknya sakit seperti ini. Air matanya pun mengalir begitu derasnya.
Tak lama kemudian Justin pun memasuki ruangan yg ditempati sahabatnya.
“Clara!”, panggil Justin dan langsung berlari mendekati Clara.
“Apa yg terjadi padamu, ra?”, tanya Justin pada Clara. Tentu saja Clara tidak menjawab.
“Justin, tante keluar dulu ya. Kamu jaga Clara sebentar”, ucap Lina.
“Baik, tante”.
Lina pun keluar dari ruangan tersebut
“Clara, apa yg terjadi denganmu? Aku benar-benar khawatir saat mendengar kamu masuk rumah sakit, ra”, ucap Justin terisak. “Clara, bangun ra! Aku kesepian tanpamu”, lanjut Justin. “a ... a ... aku ... cinta ... sama kamu, ra”, bisik Justin dengan suara serak.
Justin pun memeluk Clara. tanpa Justin ketahui, Clara meneteskan air matanya.

Keesokan harinya Justin berniat untuk menjenguk Clara lagi, dia mengajak Selena.

     VIA SMS
Justin : “Sel, kamu mau ikut aku ngga jenguk Clara?”.
Selena : “Aku ngga bisa, aku sibuk”.
Justin : “Ouh, baiklah”.


            AUTHOR P.O.V
Justin pun duduk terdiam disofa, kemudian ia memejamkan matanya, ia teringat saat-saat dia bersama Clara dirumah pohon. Tanpa Justin sadari ia senyum-senyum sendiri. Disaat Clara sakit, Justin merasa kesepian. Akhir-akhir ini ia juga jarang sms ataupun telpon-telponan dengan Selena. Bahkan bertemu pun pas hari-hari sekolah saja. Tak tau kenapa Selena tiba-tiba seperti menjauhi Justin.
Ia pun membuka matanya dan berniat pergi kerumah pohon. Sesampainya di tempat rumah pohon, Justin pun masuk ke rumah pohon tersebut dan bersenderan dipohon itu. Tangannya yg iseng mengusap-usap lumut yg ada di pohon itu. Terlihat sebuah ukiran yg tertulis “ra”. Karena rasa penasarannya, Justin pun membersihkan lumut-lumut yg menempel dipohon tersebut. Setelah ukiran itu sudah terlihat dengan jelas, Justin menganga tak percaya. A ... a ... apa ini ... ukiran ... Clara??”, gumam Justin terbata-bata.
Tak terasa air matanya pun menetes, mengalir melewati pipi mulusnya. Kini air matanya mengalir dengan deras. Justin tak kuasa menahan rasa sedihnya. Kalian ingat kan? Saat itu, saat dimana Clara bersama Justin, Clara pernah mengukir sesuatu di pohon itu, dan ukiran itu tertulis “JURA”, dibawah ukiran itu terdapat kata “Justin & Clara Forever”. Ukiran tersebut di kelilingi oleh garis ukiran yg berbentuk Love. Justin pun menangis semakin menjadi-jadi. Sejak saat itu dia yakin bahwa Clara mencintainya. “Clara, kenapa kamu tidak bilang padaku? Kenapa ra?!”, teriak Justin didalam rumah pohon itu. Justin merasa frustasi, ia menjambaki rambutnya sendiri sebagai pelampiasannya sembari berteriak tak jelas, ia pun memeluk pohon tersebut.
“Aku mencintaimu Clara”, ucap Justin sembari mencium ukiran Clara lalu tertidur dalam tangisannya.
Saat tidur, Justin mimpi buruk tentang Clara. Justin pun terbangun dari tidurnya, keringat dingin mengucur ke seluruh tubuhnya. “Sudah siang ternyata”, gumam Justin. Justin teringat dengan mimpi buruknya. “Aku harus segera ke rumah sakit”, ucap Justin beranjak menuruni rumah pohon itu.
Justin pulang kerumah terlebih dahulu untuk membersihkan dirinya. Disaat ia sudah siap untuk pergi ke rumah sakit tiba-tiba ada telfon dari Selena .

VIA TELFON
Selena : ‘Hallo, Just?”.
Justin : “Hallo”.
Selena : “Just, aku mau sekarang kita bertemu di taman”.
Justin : “Untuk?”.
Selena : “Ada sesuatu yg harus aku omongin ke kamu”.
Justin : “Baiklah, aku juga mau bilang sesuatu ke kamu”.
Selena : “Oke, sampai ketemu di taman”.
Justin : “Iya”.

AUTHOR P.O.V

Justin pergi ke taman dengan sepeda motornya. Saat sampai di taman, ia melihat selena .
“Ada apa?”, ucap Justin di belakang Selena. Selena membalikkan badannya.
“Justin, sebenarnya aku sudah tidak suka lagi sama kamu. Aku juga sudah lama pacaran dengan Zayn. Maafkan aku, selama ini aku sudah menduakan mu”, ucap Selena dengan raut muka yg biasa saja alias datar.
“Aku juga mau bilang, aku juga sudah tidak mencintaimu lagi. Sekarang aku mencintai Clara. Aku sayang dia”, ucap Justin.
“Jadi bagaimana? Putus?”, tanya Selena .
“Ok, kita putus”.
“Deal?”.
“Deal!”, ucap Justin mantap. Mereka pun berjabat tangan menyepakati kesepakatan mereka.
“Oh iya, sebaiknya kamu cepat-cepat ke rumah sakit. Aku dengar keadaan Clara memburuk”, ucap Selena memberitahu pada Justin.
“Baiklah. Thanks infonya”. Justin langsung menaiki motornya dan langsung manancapkan gasnya .


@RUMAH SAKIT

“Maahh, Paahh”, ucap Clara dengan suara yg sangat pelan.
“Iya, kenapa sayang?”. Lina dan John menghampiri Clara.
“Clara....mau minta maaf....sama Mamah....sama Papah.....”, ucap Clara terbata-bata dengan suaranya yg lemah. “Maafin juga...kalo selama ini....Clara....belum bisa....menjadi anak....yg baik buat Mamah...dan Papah”, lanjut Clara. Pipinya kini sudah basah karena air matanya.
“Kenapa Clara bicara seperti itu?”, Lina mulai menangis terisak-isak.
“Ngga apa2, Mah :’)”, ucap Clara tersenyum paksa.
“Clara.!”, ucap Justin yg tiba-tiba datang dan langsung membuka pintu ruang rawat Clara. “Emm... Om, Tante, bisa tinggalkan kami berdua? Aku ingin bicara 4 mata dengan Clara”, lanjut Justin.
Lina dan John hanya mengangguk dan mereka pun meninggalkan Justin dan Clara berdua. Justin yg tadi berdiri di dekat pintu mulai mendekati Clara. Clara hanya menyapa Justin dengan senyuman.
“Emm... ra?”, ucap Justin.
“Selamat Datang, Just :’)”, sapa Clara menahan tangis.
“Ra, ada yg mau aku omongin ke kamu”, ucap Justin. Clara tersenyum. “Aku sudah putus dengan Selena”.
“Hah, Kenapa?”, tanya Clara terkejut.
“Iya, aku sudah tidak mencintainya lagi. Sekarang aku sedang mencintai seseorang. Rencananya sekarang aku mau menembak perempuan itu :)”, ucap Justin senang.
DEG!!!!!

Perasaan Clara sekarang bercampur, antara sedih, kecewa dan penasaran. “Siapa perempuan itu? Siapa Just? Apa kamu tidak tau perasaanku ke kamu? Apa aku belum cukup memeberi tanda-tanda kalau aku sayang sama kamu?”, batin Clara. Tak ia sadari air matanya mulai menetes.
“Kamu nangis?”, tanya Justin sembari mengusap air mata Clara.
“Ah, tidak :’)”, Clara tersenyum kecut. “Oh iya, kalau boleh tau perempuan beruntung itu siapa? :)”, lanjut Clara.
“Kamu :)”, ucap Justin mantap.
“Hahaha, jangan becanda deh. Aku serius, Just”.
“Aku juga serius, ra. Perempuan itu kamu”.
Clara hanya terdiam, tapi dalam hatinya ia sangat senang, “Ternyata Justin mempunyai rasa yg sama seperti ku :)”, batin Clara. Suasana menjadi hening beberapa menit. Clara pun memulai obrolannya kembali.
“Just”, panggil Clara.
“Iya? :)”.
“Emm.... aku rasa hidupku sudah tak lama lagi, mungkin hanya beberapa menit lagi :)”.
“Apa maksudmu?!”. Justin terkejut dengan ucapan Clara.
“Maafkan aku, Just. Aku tidak bisa bermain-main denganmu lagi”. Clara membuang muka.
“Aku ngga mau kehilangan orang yg aku sayang :(“. Justin menangis sembari memegang tangan Clara. Clara kembali menghadap Justin.
“Sebaiknya kamu mencari perempuan lain saja :)”.
“Tapi ra, aku ....”.
“Ssstt”. Clara mengatupkan mulut Justin dengan jari telunjuknya. “Aku mohon Just, megertilah :)”. Justin pun memeluk Clara, Clara hanya tersenyum.
“I love you :’)”, bisik Clara dan menitikkan air matanya.
“I love you more :’)”, bisik Justin dan mempererat pelukannya.
Suasana pun kembali menjadi hening. Cukup lama mereka berpelukan. Justin merasa ada yg aneh, ia pun memanggil Clara. “Clara”, panggil Justin dalam posisi masih berpelukan, tapi tidak ada Jawaban.
“Clara, Clara”, panggil Justin lagi dengan menepuk-nepuk kecil bahunya tapi hasilnya tetap nihil. Justin pun melepaskan pelukannya, ia melihat Clara yg sedang memejamkan matanya dan bibirnya masih terukir senyuman khas nya.
“Clara!”, panggil Justin lagi. Justin memeriksa nadinya, dan ternyata nadinya tak berdenyut lagi. Clara sudah tiada. “Tidak..!!”. justin menggelengkan kepalanya. “CLARAAA!!”.


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Keesokan harinya keluarga, teman-teman dan guru-guru Clara pergi ke tempat pemakaman. Tak lama mereka sampai di pemakaman, Clara pun mulai di doakan. Usai di doakan, Justin mendekat ke peti dan melihat Clara yg sudah terbujur kaku. Ia menyempatkan dirinya untuk mencium kening Clara. “I love you”, bisik Justin. Dengan perlahan Clara mulai di masukkan ke dalam tanah dan disusul memasukkan tanah pada lubang kuburannya. Orang tua Clara tak henti-hentinya menangis, begitu juga Justin .


JUSTIN P.O.V

“Sungguh aku tak pernah menyangka, kau akan pergi secepat itu. Sejak kecil kita selalu bersama, mengukir kenangan indah bersama, suka duka kita lewati bersama. Tapi ternyata kau tinggalkan segalanya, kau tak setia!!!
“Clara”....
Sejak hari pertama kepergianmu, seakan tak ada lagi kebahagiaan untukku, yang ada hanya air mata dan air mata, pipi ini terasa perih, pedih!
Seakan tak mampu lagi menerima tetesan air mata. Siang malam hanya wajahmu yg terbayang, mengingatkan aku pada masa lalu kita, segala kenangan indah kita..
Tuhan...
Ampunilah dia, terimalah dia disisi-Mu.
Jadikanlah dia kekasih-Mu, sayangilah dia Tuhan.
Ku tau Engkau Maha Pemurah”.


     AUTHOR P.O.V

Kini Clara sudah di makamkan, dan semuanya sudah pada bubar. Justin berjalan di akhir rombongan. Saat Justin melewati pintu gerbang TPU, ia melihat sesosok perempuan dengan memakai pakaian putih-putih dan tubuhnya juga bercahaya. Wajahnya juga tak asing lagi baginya.
Yah, dia Clara. Ia tersenyum pada Justin dan berkata “JURA, Justin & Clara Forever”.
Justin membalas senyuman Clara, dan Clara pun menghilang secara perlahan. Justin melanjutkan perjalanannya. Di setiap jalan, ia selalu berkata “JURA, Justin & Clara Forever”. Justin mengucapkannya berulang-ulang dengan riang. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri, walaupun Clara sudah tiada, ia tidak akan pernah melupakan kenangan-kenangan bersama Clara. Dan ia akan terus mencintai Clara selamanya ..

THE END