Suatu hari disebuah desa yang
tenang dan sejuk, desa dimana yang dikenal dengan sebutan ‘Healthy Village’,
yang berarti ‘Desa Sehat’. Bagaimana tidak? Didesa tersebut penduduknya sangat
menjaga kebersihannya. Dijamin sehat deh kalo tinggal didesa itu :D *kalo ada
-,-*
@Sekolah
“Aaaauuwwhhh, sakiiiiitttttt”,
rintih seorang perempuan sambil memegangi pipinya dengan muka meringis
kesakitan.
“Hahaha :D, kalo bisa kejar aku,
ayooo”, tantang seorang laki-laki kepada perempuan itu.
“Aaaarrgghh, awas kau, Justin.
Akan ku balas kau”, teriak perempuan itu yang bernama Clara.
“Hahaha :D”, tawa Justin
menggelegar.
*Kriiing.....kriiing.....kriiiing.....*
Bell
sekolah tanda pulang pun berbunyi, Clara yang sepertinya masih merasa kesakitan
terus mengelus pipinya. Justin merasa bersalah atas perlakuannya, dia pun
mendekati Clara.
“Hey”, sapa Justin.
“Ngapain kamu kesini? belum puas
buat aku menderita?”, ucap Clara dengan nada kesal.
“Mmmm..... aku cuma mau minta
maaf ke kamu, sikapku berlebihan. Tapi aku gak bermaksud buat nyakitin kamu.
Maafin aku yaa”, mohon Justin dengan memasang muka memelas.
“Gak!!”, ucap Clara jutek.
“Yaaaaahhhh, masa kamu gak mau
maafin aku? Kita kan udah sahabatan dari kecil”, ucap Justin sedikit membujuk.
“.................”. Clara tidak
menjawab.
“Ih, yaudah. Awas ya , aku gak
akan traktir kamu lagi”, ancam Justin.
“Eh, iya iya. Aku maafin :)”,
ucap Clara sambil tersenyum.
“Tidak! Sudah terlambat!!”, ucap
Justin membelakangi Clara.
“Yah yah, maaf maaf :( , jentikan
ayoo jentikan :(“, rengek Clara sambil menarik-narik baju Justin.
“Oke, baikan?”. Ucap Justin
sambil mengulurkan jentiknya.
“Baikan :D”, ucap Clara senang.
Mereka kemudian pulang bersama,
dan jalan kaki tentunya.
“Oh iya, Just. Besok kan libur,
aku mau ajak kamu jalan-jalan, mau ngga?”
“Jalan-jalan kemana?”, tanya
Justin penasaran.
“Nanti juga kamu tau sendiri :)
aku duluan ya Just, bye :)”, ucap Clara sambil melambaikan tangannya.
“Oke, bye juga :)”, jawab Justin
sambil membalas lambaian tangan sahabatnya itu.
SKIP
“Pagi
mah, pagi pah”, sapa Clara pada kedua orang tuanya.
‘Pagi sayang, cepat sini sarapan
dulu”, ajak Ibu Clara.
“Clara sarapannya siang aja ya
mah, sekarang Clara mau pergi dulu, dah mamah, dah papah”, ucap Clara yang tak
lupa mencium pipi kedua orang tuanya lalu pergi begitu saja.
“Heh, dasar anak-anak -___-“,
ucap Ayah Clara sambil geleng-geleng kepala.
Clara
pun berlari menuju rumah Justin. Sesampainya dirumah Justin.
“JUSTIN, JUSTIN. AYOO KATANYA MAU
JALAN-JALAN!”, teriak Clara didepan rumah Justin.
Bukannya
Justin yang keluar, malah ibunya Justin yang keluar.
“Ada apa dek Clara? Kok pagi-pagi
gini teriak-teriak kaya gitu?”, tanya ibunya Justin, Mom Pattie.
“Hehe, maaf tante. Justinnya
ada?”, tanya Clara tersenyum malu dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak
gatal.
“Apaan sih kamu? Aku lagi sarapan
juga. Emang kita mau jalan-jalan kemana?’, tanya Justin yang mulutnya masih
dipenuhi makanan.
“Udah ayoo, ikut aja”, Clara
menarik tangan Justin.
“Eh eh. Maah, aku pergi dulu
yaa!”, teriak Justin sambil lari-lari karena ditarik Clara.
“Iya, hati-hati yaa”, ucap Mom
Pattie lalu masuk ke dalam rumahnya.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
“Nah, sudah sampai :D”, ucap
Clara sambil melepaskan genggamannya pada Justin.
“Jadi kamu mengajakku ke rumah
pohon yang pernah kita buat?”, tanya Justin.
“Iya, ayolaaahh. Aku kangen kita
main-main disini. Kan sekalian melihat pemandangan sawah dari atas”, bujuk
Clara.
“Ouh, oke oke :)”, ucap Justin
sambil tersenyum.
Mereka
pun masuk ke rumah pohon itu.
“Iyeuh, kotor banget”, ucap Clara
sambil mencolek dinding rumah pohon tersebut.
Lalu
Clara menengok ke arah Justin.
“Apa?”, tanya Justin.
Clara
hanya menjawab dengan menggerakkan alisnya naik turun sambil tersenyum meminta
sesuatu.
“Oouuhh, baiklah”, jawab Justin
pasrah.
Mereka pun membersihkannya.
Setelah mereka merasa lelah, mereka pun tiduran bersama.
“Just, kamu masih ingat lagu yang
pernah kita buat?”, tanya Clara.
“Tentu saja, mau aku nyanyikan?”
“Boleh boleh :D”.
“I never thought that it’d be easy, ‘cause we’re both so distant
now, and the walls are closing in on us, and we’re wondering how. No one has a
solid answer, but just walking in the dark, and you can see the look on my
face, it just tears me apart”.
Saat
Justin sedang bernyanyi, tiba-tiba terdengar suara lonceng dari kaleng.
“Apaan tuh?”, tanya Justin
bangkit dari tidurnya.
“Aku juga tidak tau, Just”, jawab
Clara ikutan duduk.
“Hey, ada burung yang
terperangkap dijaring petani tuh. Aku ambil dulu ya”, kata Justin.
“Oke, aku tetap disini”.
Saat
Justin sedang berusaha melepaskan burung dari jaring petani, Clara sibuk
sendiri dengan mengukir sesuatu dipohon itu. Apakah ukiran itu? Hanya Clara dan
Tuhan saja yang tau :D
“Clara, disini banyak ikan! Ayo
turun kita cari ikan bareng-bareng!”, teriak Justin pada Clara.
“Sebentar, Just!”, teriak Clara.
“Fuuhh, fuh, fuh. hehe, sudah jadi, muah”, ucap Clara meniup serpihan-serpihan
kayu kecil yang masih menempel dipohon tersebut lalu mencium ukirannya -,-
Clara
pun menghampiri Justin, bukannya mencari ikan, mereka malah bermain membuat
istana dari tanah liat -,-
“Wah Just, udah sore nih. Kita
pulang yuk”, ajak Clara.
“Yah, bentar dong. Istanaku belum
jadi nih”, ucap Justin yang masih sibuk membuat istana.
“Udaahh cepeett!”, Clara menarik
tangan Justin.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
“Aku pulaang!”, teriak Clara yang baru sampai rumah.
“Clara, kok kamu kotor sekali?
Cepat sana mandi, sebentar lagi mau ada sepupu kamu yang datang”, perintah Ibu
Clara.
“Sepupu? Siapa mah?”, tanya Clara
penasaran.
“Sudah sana, mandi saja dulu,
nanti juga kamu tau sendiri”, ucap Ibu Clara.
“Mmm, baiklah”. Clara langsung
berlari ke kamarnya lalu mandi.
30 MENIT KEMUDIAN
*tingnong .....
tingnong ..... tingnong*
“Ya tunggu sebentar”, kata Ibu
Clara sambil lari-lari kecil menuju pintu depan.
“Eh, Kak Mandy sudah datang. Ayo
silahkan masuk”, sambut Ibu Clara.
“Iya Lina, terima kasih”, ucap
Mandy sambil mengikuti Lina dibelakangnya.
“Silahkan duduk dulu, aku mau
buatkan minuman untuk kalian”, ucap Ibu Clara pada Mandy.
“Eh, tak usah Lina, barusan kami
sudah minum kok”, ucap Mandy menghentikkan langkah Lina.
“Oh, baiklah. Oh iya, kamu pasti
yang namanya Selena kan?”, tanya Lina
pada gadis disebelah kakaknya tersebut.
“Iya tante :)”, jawab Selena
sambil tersenyum.
“Wah, kamu sudah besar ternyata,
cantik lagi”, puji Lina.
“Hehe :D oh iya tant, Claranya
ada? Aku rindu padanya”, ucap Selena sambil menyilangkan kedua tangannya pada
dadanya.
“Oh, Clara ada. Dia ada
dikamarnya”, jawab Lina.
“Sebelah mana kamar Clara,
tant?”, tanya Selena celingukan.
“Ituh, yang pintunya warna ungu”,
jawab Ibu Clara sambil menunjukannya.
Selena
langsung berlari ke kamar Clara dan langsung masuk tanpa mengetuk pintu
terlebih dahulu.
“Kyaaaaaaaa!”, teriak Clara.
“Aaaaaaaaaa!”, Selena ikutan
teriak sambil muter-muter didalam kamar Clara.
“Heh, siapa kamu?!”, tanya Clara
sambil menunjukkan jari telunjuknya ke wajah Selena.
“Aku Selena, Clara. Masa kamu
lupa sih?“, jawab Selena sambil memanyunkan bibirnya
“Ohohohoho, kirain siapa, mukamu
sedikit berbeda”, ucap Clara lalu duduk ditepi tempat tidurnya.
“Tadi kamu kenapa teriak?”, tanya
Selena ikutan duduk disebelah Clara.
“Aku kira kamu hantu, habis kamu
masuk ke kamarku tidak ketuk pintu dulu”, jawab Clara.
“Oh”, ucap Selena singkat.
“Kamu juga kenapa tadi ikutan
teriak? Muter-muter gak jelas lagi?”, Clara balik nanya.
“Aku kira kamu teriak gara-gara
ngeliat tikus”, jawab Selena sedikit gugup.
“Oh, tenang aja Sel, disini gak
bakalan ada tikus kok”, ucap Clara menenangkan.
Tiba-tiba
........
“Kyaaaaaaaaa!”, Selena teriak
kembali setelah melihat seekor tikus yang lumayan besar. Selena langsung
berdiri di atas kasur.
“Kamu gimana sih?! Katanya disini
gak ada tikus?!”, tanya Selena marah-marah.
“Hahaha, Cuma ada 1 kok, gak
masalah kan? :D“, ucap Clara menahan tawa sambil mengangkat kedua bahunya.
“Whatevahh -,-“, ucap Selena
jutek.
SKIP
*Kriiing.....kriiing.....kriiiing.....*
Bell sekolah tanda istirahat pun
berbunyi, seperti biasa Clara dan Justin pergi ke kantin bersama.
“Hahaha, kau lucu sekali :D”,
ucap Justin. *Pletak* Justin
menjitak Clara.
“Aaaww, iiihh, dasar :D”, Clara
hendak mencubit pinggang Justin.
“Eits, nggak kena, weee :P”,
ledek Justin sambil menjulurkan lidahnya.
Mereka
pun duduk di kursi kantin yang kosong. Tak lama kemudian seorang perempuan
memanggil Clara.
“Clara!”, panggil perempuan itu.
Clara
dan Justin pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.
“Hey, Selena”, sahut Clara.
Selena
pun menghampiri Clara dan Justin.
“Boleh aku gabung disini? :)”,
tanya Selena.
“Oh, boleh kok, boleh banget :)”,
jawab Justin semangat.
Clara
yg merasa tak enak dengan Selena pun langsung menginjak kaki Justin.
“Adaaww”, Justin meringis
kesakitan.
“Kamu kenapa?”, tanya Selena pada
Justin.
“Oh, ngga apa2 :)”, jawab Justin
tersenyum kecut.
“Oh iya Sel, kenalin ini Justin,
sahabat aku dari kecil. Just, kenalin ini Selena, sepupu aku”, ucap Clara
memperkenalkan mereka.
“Oh, hai. Senang berkenalan
denganmu :)”, ucap Justin sambil mengulurkan tangannya.
“Hai, senang berkenalan denganmu
juga :)”, Selena juga mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan, sangat
lama.
“Ekhem”, dehem Clara.
“Ehh .. emmm .. mmm ..”, Justin
salah tingkah, sedangkan Selena hanya tersenyum.
“Sel, kamu mau pesen apa?”, tanya
Clara.
“Aku pesen baso aja deh :)”,
jawab Selena.
“Oh, oke, bentar ya”. Clara
beranjak dari tempat duduknya.
“Eh eh”, ucap Justin pada Clara
sehingga Clara berhenti melangkah. “Biar aku aja yah yg pesen makanannya :)”,
lanjut Justin sambil mendudukkan Clara ditempat duduknya.
“Kamu mau pesen apa , hm?”, tanya
Justin pada Clara.
“Aku sama kaya Selena aja deh,
tapi basonya aja jangan dikasih sayuran”, jawab Clara.
“Oke”.
10 MENIT
KEMUDIAN
“Nih, basonya udah jadi”, ucap
Justin sambil meletakkan kedua baso itu di atas meja.
“Justiiiiinnnn!!, aku kan udah
bilang tadi, jangan di kasih sayuran!”, geram Clara pada Justin.
“Ya ampun, maaf Clara, aku lupa
:D”, ucap Justin menahan tawa.
“Huh, terus gimana dong?”, tanya
Clara sambil memanyunkan bibirnya.
“Ya tinggal dimakan basonya saja
Sayangku, Cintaku. Kamu cantik-cantik kok oneng sih :D”, ledek Justin sambil tertawa.
“Iiiihhh, Justiiinnn”. Clara
mencubit pinggang Justin, lalu Justin mencubit pipi Clara. Kemudian mereka pun
saling cubit-cubitan. Selena yg melihat tingkah laku mereka hanya bisa tertawa.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
“Kami pulang!”, ucap Clara dan
Selena bersamaan.
“Eh, sudah pulang ya. Selena,
gimana sekolah pertamamu di tempat sekolah Clara?”, tanya Mandy, Ibu Selena.
“Seru banget Mah, siswanya juga
baik-baik :)”, ucap Selena senang.
“Oh yasudah, kalian berdua ganti
baju ya, nanti kita makan siang sama-sama”.
“Oke!”, ucap mereka -–Clara &
Selena— serempak.
Clara
dan Selena pun memasuki kamar mereka masing-masing. Saat Clara sedang melepas
sepatunya tiba-tiba ponselnya berdering dari dalam tasnya. Clara pun mengambil
ponsel miliknya dan ternyata SMS dari Justin.
SMS P.O.V
Justin : “Clara, maaf ganggu.
Boleh aku minta nomor ponselnya Selena?”
Clara : “Memang untuk apa?”
Justin : “Yaaaa, supaya aku bisa
lebih dekat saja dengan dia :)”
Clara : “Oh, baiklah.
082127220792”
Justin : “Thank ya’ Clara :*”
Clara : “Iya, sama-sama”
CLARA
P.O.V
“Ih, nyebelin banget sih!. Buat
apa coba dia minta nomor ponselnya Selena? Dasar, cowok rata-rata kaya gitu
yah!. Dapet kenalan cewek langsung nyari nomor ponselnya, dasar genit! Eh, kok
gue jadi marah-marah gini ya? -,-“
Tiba-tiba
ada seorang wanita yg memanggilku.
“Clara, cepet. makan siangnya
udah siap!”, teriak ibuku.
“Iya Mah”.
Ketika
aku sudah selesai mengganti baju, aku pun menghampiri ibuku, ayahku, tante
Mandy dan Selena yg sudah berkumpul di meja makan. Kami pun melahap makanannya
sampai kenyang. Setelah aku merasa kenyang, aku pun langsung pamit masuk ke
kamarku. Aku langsung membuka laptopku dan bermain games kesukaanku, Angry
Birds. Tiba-tiba ......
“Clara!”, teriak Selena memasuki kamarku.
“Eh, ada apa?”
“Aku dapet SMS dari Justin :D”,
ucap Selena bahagia.
“Lantas?”, tanyaku pura-pura
tidak tau. “Justin tau nomor kamu dari aku”, batinku.
“Entahlah, tiba-tiba aku merasa
senang sekali :)”, ucap Selena sambil mendekati jendela kamarku.
“Kau senang gara-gara dapet SMS
dari Justin?”, tanyaku lagi basa-basi.
“Yeah :D”, jawab Selena
memebelakangiku sambil melihat pemandangan diluar jendela.
“Lalu?”, tanyaku lagi yg masih
sibuk dengan laptopku.
“Ku rasa aku jatuh cinta padanya
:)”, ucapnya yg membuat aku menganga tak percaya.
“Apa?! Apa yg dia katakan?! Dia
jatuh cinta pada Justin?!”, batinku. Aku segera membuyarkan pikiran negatif yg
ada di otakku.
“Oh, apa kau tidak takut kalo
kalian jadian Justin akan mempermainkan cintamu?”, tanyaku lagi.
“Tidak, kurasa dia orang yg baik,
dan berbeda seperti cowok-cowok pada umumnya :)”, jawab Selena yg masih melihat
pemandangan diluar.
“Oh, terserah kau saja”, ucapku
jutek.
“Baiklah, aku ke kamarku dulu ya
:)”.
“Iya :)”.
Selena pun meninggalkanku didalam
kamarku.
AUTHOR P.O.V
“Hah?! Maksudnya apa coba?!
Justin minta nomor ponsel Selena dengan alasan yg tidak masuk akal, Selena
bilang kalo dia jatuh cinta pada Justin, iiiisshhhh!!”, geram Clara dengan nada
,,,,, yaaaaaa .... seperti “Cemburu”.
SKIP
“Clara! ayo cepetan, udah siang
nih!”, teriak Selena dari depan rumah.
“Iyaaa sebentar!”, ucap Clara yg
baru keluar dari kamarnya. Ia pun berlari menghampiri Selena.
“Clara, kamu aja yah yg nyetir,
aku gak terlalu bisa nyetir sepeda”, ucap Selena sambil memberikan sepeda milik
Clara.
“Oh, baiklah”.
Clara pun menggoes sepedanya
dengan nafasnya yg tersengal-sengal.“Gillaa, Selena berat banget ya”, batin
Clara.
“Clara”, panggil Selena.
“Iya”.
“Aku seneng banget, raaa”, ucap
Selena sambil menarik-narik tas Clara.
“Eh eh eh, jangan ditarik-tarik
dong. Mau masuk rumah sakit?”.
“Hehe, maaf :D”, ucap Selena
cengengesan.
“Seneng kenapa?”, tanya Clara
melanjutkan pembicaraan tadi.
“Tau gak, tadi malem aku ditembak
sama Justin loh :D”, ucap Selena bahagia.
“APA?!. Clara kaget dan mendadak
mengerem sepedanya.
“Aduh, aawwhh, sakiitt. Tulang
punggungmu keras sekali, ra”, ucap Selena sambil mengusap-usap keningnya. Clara
tidak menjawab, dia masih menganga tak percaya.
“Clara”, panggil Selena, tapi
tidak ada jawaban dari Clara. Selena pun turun dari boncengannya, lalu
berhadapan dengan Clara. “Claraaaaaa!!”, teriak Selena sambil mengguncang2 bahu
Clara.
“Eh,, em,, emmm,, kenapa?”, tanya
Clara sambil menggaruk2 kepalanya yg tidak gatal.
“Seharusnya aku yg bertanya
seperti itu kepadamu”, jelas Selena.
“Oh, hehe”, Clara cengengesan.
“Wah, bentar lagi sekolah masuk.
Ayo cepet naik”, ucap Clara melihat jam tangannya lalu menyuruh Selena untuk
kembali naik.
Jam pelajaran pertama pun
dimulai, Clara terlihat murung. Justin yg melihatnya merasa keheranan.
“Tau
gak, tadi malem aku ditembak sama Justin loh”.
Kalimat tersebut masih terngiang
dalam pikiran Clara. Sedih, kecewa, marah, pasrah, itulah yg dirasakan Clara
sekarang. Tak terasa air matanya menetes, Clara tak sanggup menahan semuanya.
“Apa yg harus aku lakukan?”,
batin Clara sambil meremas lembaran kertas yg ada di atas meja.
*Kriiing ....
Kriing .... Kriing ....*
Waktunya istirahat, Clara melihat
Justin dan Selena yg sedang bercanda.
“Ayo kita ke kantin, aku traktir
deh :D”, ucap Justin sambil menepuk dadanya dengan telapak tangannya.
“Tapi ka ....” belum selesai
Selena bicara, tiba-tiba Justin mengatupkan mulut Selena dengan jari
telunjuknya.
“Ssstt, tak usah sungkan. Kau kan
pacarku :)”, bisik Justin lembut.
“Baiklah :)”, setuju Selena.
Clara mendengar perkataan mereka
berdua. Rasanya sakiiittt, benar-benar sakit. Clara pun membenamkan wajahnya di
atas meja dengan di tutupi kedua tangannya.
“Clara, ayo kita ke kantin”, ajak
Justin.
“Aku sedang tidak ingin
kemana-mana, kalian pergi saja berdua”, ucap Clara datar.
“Kenapa?”, tanya Justin.
“Sudahlah! Kalian berdua pergi
saja sana! Aku sedang ingin sendiri!”, bentak Clara pada Justin.
“Ba ... baiklah”. Justin dan
Selena pun pergi.
Ketika
Clara merasa kelasnya sudah sepi, ia pun mengangkat kepalanya dan kembali
melamun.
“Tau gak, tadi malem aku ditembak sama
Justin loh”.
Kalimat itu kembali terngiang
dalam pikirannya. Kemudian Clara berlari ke belakang kelasnya dan bersenderan
di tembok. “Justin, seandainya kamu tau bagaimana perasaanku sekarang. Aku
merasa jealous melihat kalian berdua mesra seperti tadi. a .... a .... aku
mencintaimu, Just. Tapi kenapa kau mengkhianati cintaku?!”. Air matanya pun
kembali menitik, Clara membenamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya, terlihat
air matanya yg keluar melalui sela-sela jarinya. Lututnya kini terasa lemas, ia
pun terduduk, tangisannya pun semakin menjadi-jadi .
5 hari sudah hubungan mereka
~Justin & Selena~ berstatus pacaran, dan 5 hari juga Clara menangis setiap
harinya. Tapi walau begitu ia tetap bersikap seolah tegar. Clara mencoba untuk
melupakan Justin tapi sayangnya ia tak bisa.
@SEKOLAH
“Anak-anak, ibu akan membagikan
kelompok untuk tugas Fisika ini”, ucap seorang guru perempuan. “Adit dengan
Dina, Egy dengan Lily, Selena dengan Dion”, kata Ibu Vina sambil menunjuk
murid-muridnya.
“Dan Clara dengan Justin”, lanjut
Ibu Vina mengakhiri pembagian kelompoknya.
“Apa?! Dengan Justin?! Ish, padahalkan aku sedang berusaha untuk
melupakan dia, kenapa bisa begini?! Memang sih kelompoknya harus sepasang, 1
cewe & 1 cowo, tapi kenapa harus dengan Justin?!”, batin Clara.
Setelah beberapa menit kemudian
seorang pria paruh baya memasuki kelas mereka. Pria itu sedikit berbincang
dengan Ibu Vina, kemudian Ibu Vina melangkahkan kakinya ke luar kelas dan
memasukinya lagi dengan seorang laki-laki.
“Anak-anak, kita kedatangan murid
baru disini. Ayo, perkenalkan dirimu”, ucap Ibu Vina mempersilahkan laki-laki
itu.
“Hai, perkenalkan namaku Zayn
Malik, kalian bisa memanggilku Zayn :)”, ucap Zayn.
Terlihat Selena senyum-senyum
sendiri saat melihat Zayn. “Tampan sekali”, gumam Selena pada dirinya sendiri.
“Anak-anak, karena kita
kedatangan murid baru jadi kelompoknya dirubah lagi ya, Adit tetap dengan Dina,
Egy juga tetap dengan Lily, Dion dengan Keisha”, ucap Ibu Vina. “Clara tetap
dengan Justin, dan Selena dengan Zayn”.
Sedikit rasa cemburu Justin pada
Zayn. “Kenapa? Ini hanya kelompok”, batin Justin.
Sedangkan Selena merasa sangat
senang bisa sekelompok dengan Zayn. “Ku rasa aku menyukainya :)”, batin Selena
sambil senyum-senyum sendiri.
SKIP
Pukul 19.00, Clara sudah berjanji
pada Justin akan datang kerumahnya untuk mengerjakan tugas Fisika. Ia pun
hendak mengambil sepedanya.
“Hah? Bannya bocor?! Huh,
terpaksa deh -,-“.
Clara pun jalan kaki menuju rumah
Justin. Sesampainya dirumah Justin.
*tok ... tok ...
tok*
“Tunggu sebentar”, ucap seseorang
dari dalam rumah.
*ceklek*
“Eh dek Clara, ayo masuk”, ucap
Pattie mempersilahkan Clara.
“Makasih tante”, Clara
membuntutinya. “Mmm,, Justinnya ada tant?”, tanya Clara.
“Ada, dia ada dikamarnya, tante
panggilkan dulu ya”. Pattie berjalan menuju kamar Justin. Tak lama kemudian
Pattie kembali lagi.
“Dek Clara, kata Justin kamu
masuk saja ke kamarnya”, ucap Pattie memberitau.
“Oh, makasih ya tant :)”.
Pattie
hanya menjawabnya dengan senyuman.
Clara pun melangkahkan kakinya
menuju kamar Justin. “Huuuff, tarikk nafaaasss, buaang”. Clara mencoba
merilekskan dirinya agar lebih tenang.
“Justiiinn”, panggil Clara
mengagetkan Justin
“Ya ampuunn, Clara. Kau bikin
kaget saja”, ucap Justin dengan nada yg agak kesal sambil mengusap-usap
dadanya.
“Hehe, maaf deh”.
“Oke, sekarang kita ngapain?”,
tanya Justin.
“Ngerjain tugas lah, Just. Apa
lagi?”, jawab Clara.
“Oh iya, hehe. Lupa :D”, ucap
Justin cengengesan. “Kita bagi saja ya ngerjainnya, aku yg ini sampai ini, kamu
yg bagian ini”, Justin membagikan tugasnya.
“Hah? Kau bagaimana sih? Kenapa
bagianku susah semua?!”, tanya Clara sambil berkacak pinggang.
“Itu derita buat orang yg pintar
:D”, ucap Justin tersenyum lebar.
“Huh”, Clara mendecak sebal.
Mereka pun akhirnya mengerjakan
tugas yg sudah dibagi oleh Justin. Mereka juga bercanda disela-sela mengerjakan
tugasnya, membantu Justin mengerjakan tugasnya ataupun sebaliknya.
Ditengah-tengah waktu, disaat Clara mengambil penghapus di sebelahnya, ternyata
Justin juga berniat mengambil penghapus tersebut. Tangan mereka pun saling
bertemu. Disaat itulah laki-laki bermata coklat hadzel dan perempuan bermata
hitam pekat itu pun saling berpandangan, sangat dekat dan cukup lama.
“Ya Tuhan, jantungku serasa mau
copot”, batin Clara. Clara langsung membuang lamunannya, mereka berdua salah
tingkah.
“Eh, Just, udah malem nih, aku
harus segera pulang”, ucap Clara sambil membereskan buku pelajarannya dengan
tergesa-gesa.
“Eh, i .. iyaa ... perlu aku
bantu?”, tawar Justin sedikit gugup.
“Oh, tak usah”. Clara pun selesai
membereskannya. “Aku pulang dulu ya, Just. Bye”, ucap Clara melambaikan
tangannya lalu pergi begitu saja.
Clara terlihat buru-buru saat
keluar dari kamar Justin, ia tak ingin Justin mendapati wajahnya yg memerah
karena kejadian tadi. Clara hendak memakai sandalnya, karena terlalu
terburu-buru memakai sandal, tiba-tiba ......
“Aaawwhhh, apa yg aku injak?
Sakit sekaliii....”, ringis Clara menahan sakit pada kakinya. Sebenarnya ia
tidak kuat untuk berjalan, tapi apa boleh buat, dia harus segera pulang.
Akhirnya Clara pun pulang dengan jalannya yg pincang.
2 hari kemudian luka yg ada di
kaki Clara membengkak. Lina, ibu Clara merasa cemas dengan apa yg terjadi pada
anaknya itu.
“Memang malam itu kamu menginjak
apa, sayang?”, tanya ibu Clara.
“Clara juga tidak tau, Mah”, ucap
Clara menggelengkan kepalanya.
“Ya sudah, Mamah akan mengobati
lukamu sampai sembuh :)”, ucap Ibu Clara sambil mengusap kepala anaknya.
“Makasih, Mah :)”, kata Clara
senang.
Besoknya Clara tidak masuk
sekolah. Dia bilang kalo ketika ia berusaha untuk berjalan ia merasa kakinya
seperti dijatuhi batu besar yg mungkin beratnya sekitar 5 ton *lebay -,-*
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
1 minggu kemudian bengkak yg ada
pada kaki Clara semakin membesar. Orang tua Clara merasa khawatir, akhirnya
mereka membawa Clara ke rumah sakit.
“Mmaaahhh, sakkiiitttt .....”,
lirih Clara sambil memegangi kakinya yg bengkak.
“Sabar sayang, sebentar lagi kita
sampai dirumah sakit”, ucap Ibu Clara sambil mengusap kening anaknya itu. Clara
hanya mengangguk.
Tak lama kemudian mereka sampai
di rumah sakit. Clara pun langsung mendapatkan pertolongan pertama.
“Aawwhh, sakit dok”, teriak Clara
ketika kakinya disentuh oleh dokter. “Maaf”, ucap dokter.
Hanya perlu waktu beberapa detik,
jarum infus pun sudah dipasang oleh suster. Karena pengaruh infus itu Clara pun
tertidur. Lalu dokter keluar dari ruang UGD tadi.
“Bagaimana keadaan anak saya,
Dok?”, tanya Ibu Clara penuh dengan rasa cemas.
“Sepertinya anak ibu pernah
menginjak sesuatu, benar begitu?”, tanya Dokter.
“Be ... benar, Dok”, jawab Ibu
Clara terbata-bata.
“Ibu, sesuatu yg diinjaknya itu
sudah masuk ke dalam dagingnya. Kenapa ibu tidak cepat-cepat bawa dia kemari?
Padahal kalau dia langsung dilarikan ke rumah sakit, mungkin lukanya tak
separah ini, bu”, jelas Dokter panjang lebar.
“Saya kira itu hanya bengkak
biasa, dok”, ucap Ibu Clara menahan tangis.
“Terus apa yg harus kami lakukan,
dok?”, tanya ayah Clara.
“Sebaiknya ibu dan bapak segera
membayar biaya administrasinya, agar anak ibu dan bapak bisa dirawat secara
intensif”, ucap dokter.
“Baiklah, dok. Terimakasih”, kata
ayah Clara.
Lina dan John(ayah Clara) pun
membayar biaya administrasinya. Setelah selesai dibayar Clara dipindahkan ke
ruang rawat.
Terlihat Clara terbaring lemah
dengan infus disebelahnya. Lina pun duduk disamping Clara sembari memegang
tangan Clara. Lina merasa sangat sedih. Pasalnya, Clara adalah anak
sematawayangnya. “Maafin Mamah ya sayang, Mamah belum bisa menjaga kamu dengan baik.
Mamah tidak tau semuanya akan terjadi seperti ini. Maafin Mamah ya sayang”,
ucap Lina dengan suara serak. Ia tak kuasa melihat anaknya sakit seperti ini.
Air matanya pun mengalir begitu derasnya.
Tak lama kemudian Justin pun
memasuki ruangan yg ditempati sahabatnya.
“Clara!”, panggil Justin dan
langsung berlari mendekati Clara.
“Apa yg terjadi padamu, ra?”,
tanya Justin pada Clara. Tentu saja Clara tidak menjawab.
“Justin, tante keluar dulu ya.
Kamu jaga Clara sebentar”, ucap Lina.
“Baik, tante”.
Lina pun keluar dari ruangan
tersebut
“Clara, apa yg terjadi denganmu?
Aku benar-benar khawatir saat mendengar kamu masuk rumah sakit, ra”, ucap
Justin terisak. “Clara, bangun ra! Aku kesepian tanpamu”, lanjut Justin. “a ...
a ... aku ... cinta ... sama kamu, ra”, bisik Justin dengan suara serak.
Justin pun memeluk Clara. tanpa
Justin ketahui, Clara meneteskan air matanya.
Keesokan harinya Justin berniat
untuk menjenguk Clara lagi, dia mengajak Selena.
VIA SMS
Justin : “Sel, kamu mau ikut aku
ngga jenguk Clara?”.
Selena : “Aku ngga bisa, aku
sibuk”.
Justin : “Ouh, baiklah”.
AUTHOR P.O.V
Justin pun duduk terdiam disofa,
kemudian ia memejamkan matanya, ia teringat saat-saat dia bersama Clara dirumah
pohon. Tanpa Justin sadari ia senyum-senyum sendiri. Disaat Clara sakit, Justin
merasa kesepian. Akhir-akhir ini ia juga jarang sms ataupun telpon-telponan
dengan Selena. Bahkan bertemu pun pas hari-hari sekolah saja. Tak tau kenapa
Selena tiba-tiba seperti menjauhi Justin.
Ia pun membuka matanya dan
berniat pergi kerumah pohon. Sesampainya di tempat rumah pohon, Justin pun
masuk ke rumah pohon tersebut dan bersenderan dipohon itu. Tangannya yg iseng
mengusap-usap lumut yg ada di pohon itu. Terlihat sebuah ukiran yg tertulis
“ra”. Karena rasa penasarannya, Justin pun membersihkan lumut-lumut yg menempel
dipohon tersebut. Setelah ukiran itu sudah terlihat dengan jelas, Justin
menganga tak percaya. A ... a ... apa ini ... ukiran ... Clara??”, gumam Justin
terbata-bata.
Tak terasa air matanya pun
menetes, mengalir melewati pipi mulusnya. Kini air matanya mengalir dengan
deras. Justin tak kuasa menahan rasa sedihnya. Kalian ingat kan? Saat itu, saat
dimana Clara bersama Justin, Clara pernah mengukir sesuatu di pohon itu, dan
ukiran itu tertulis “JURA”, dibawah ukiran itu terdapat kata “Justin &
Clara Forever”. Ukiran tersebut di kelilingi oleh garis ukiran yg berbentuk
Love. Justin pun menangis semakin menjadi-jadi. Sejak saat itu dia yakin bahwa
Clara mencintainya. “Clara, kenapa kamu tidak bilang padaku? Kenapa ra?!”, teriak
Justin didalam rumah pohon itu. Justin merasa frustasi, ia menjambaki rambutnya
sendiri sebagai pelampiasannya sembari berteriak tak jelas, ia pun memeluk
pohon tersebut.
“Aku mencintaimu Clara”, ucap
Justin sembari mencium ukiran Clara lalu tertidur dalam tangisannya.
Saat tidur, Justin mimpi buruk
tentang Clara. Justin pun terbangun dari tidurnya, keringat dingin mengucur ke
seluruh tubuhnya. “Sudah siang ternyata”, gumam Justin. Justin teringat dengan
mimpi buruknya. “Aku harus segera ke rumah sakit”, ucap Justin beranjak
menuruni rumah pohon itu.
Justin pulang kerumah terlebih
dahulu untuk membersihkan dirinya. Disaat ia sudah siap untuk pergi ke rumah
sakit tiba-tiba ada telfon dari Selena .
VIA TELFON
Selena : ‘Hallo, Just?”.
Justin : “Hallo”.
Selena : “Just, aku mau sekarang
kita bertemu di taman”.
Justin : “Untuk?”.
Selena : “Ada sesuatu yg harus
aku omongin ke kamu”.
Justin : “Baiklah, aku juga mau
bilang sesuatu ke kamu”.
Selena : “Oke, sampai ketemu di
taman”.
Justin : “Iya”.
AUTHOR P.O.V
Justin pergi ke taman dengan
sepeda motornya. Saat sampai di taman, ia melihat selena .
“Ada apa?”, ucap Justin di
belakang Selena. Selena membalikkan badannya.
“Justin, sebenarnya aku sudah
tidak suka lagi sama kamu. Aku juga sudah lama pacaran dengan Zayn. Maafkan
aku, selama ini aku sudah menduakan mu”, ucap Selena dengan raut muka yg biasa
saja alias datar.
“Aku juga mau bilang, aku juga
sudah tidak mencintaimu lagi. Sekarang aku mencintai Clara. Aku sayang dia”,
ucap Justin.
“Jadi bagaimana? Putus?”, tanya
Selena .
“Ok, kita putus”.
“Deal?”.
“Deal!”, ucap Justin mantap.
Mereka pun berjabat tangan menyepakati kesepakatan mereka.
“Oh iya, sebaiknya kamu
cepat-cepat ke rumah sakit. Aku dengar keadaan Clara memburuk”, ucap Selena
memberitahu pada Justin.
“Baiklah. Thanks infonya”. Justin
langsung menaiki motornya dan langsung manancapkan gasnya .
@RUMAH SAKIT
“Maahh, Paahh”, ucap Clara dengan
suara yg sangat pelan.
“Iya, kenapa sayang?”. Lina dan
John menghampiri Clara.
“Clara....mau minta maaf....sama Mamah....sama
Papah.....”, ucap Clara terbata-bata dengan suaranya yg lemah. “Maafin
juga...kalo selama ini....Clara....belum bisa....menjadi anak....yg baik buat
Mamah...dan Papah”, lanjut Clara. Pipinya kini sudah basah karena air matanya.
“Kenapa Clara bicara seperti
itu?”, Lina mulai menangis terisak-isak.
“Ngga apa2, Mah :’)”, ucap Clara
tersenyum paksa.
“Clara.!”, ucap Justin yg
tiba-tiba datang dan langsung membuka pintu ruang rawat Clara. “Emm... Om,
Tante, bisa tinggalkan kami berdua? Aku ingin bicara 4 mata dengan Clara”,
lanjut Justin.
Lina dan John hanya mengangguk
dan mereka pun meninggalkan Justin dan Clara berdua. Justin yg tadi berdiri di
dekat pintu mulai mendekati Clara. Clara hanya menyapa Justin dengan senyuman.
“Emm... ra?”, ucap Justin.
“Selamat Datang, Just :’)”, sapa
Clara menahan tangis.
“Ra, ada yg mau aku omongin ke
kamu”, ucap Justin. Clara tersenyum. “Aku sudah putus dengan Selena”.
“Hah, Kenapa?”, tanya Clara
terkejut.
“Iya, aku sudah tidak
mencintainya lagi. Sekarang aku sedang mencintai seseorang. Rencananya sekarang
aku mau menembak perempuan itu :)”, ucap Justin senang.
DEG!!!!!
Perasaan Clara sekarang
bercampur, antara sedih, kecewa dan penasaran. “Siapa perempuan itu? Siapa
Just? Apa kamu tidak tau perasaanku ke kamu? Apa aku belum cukup memeberi
tanda-tanda kalau aku sayang sama kamu?”, batin Clara. Tak ia sadari air
matanya mulai menetes.
“Kamu nangis?”, tanya Justin
sembari mengusap air mata Clara.
“Ah, tidak :’)”, Clara tersenyum
kecut. “Oh iya, kalau boleh tau perempuan beruntung itu siapa? :)”, lanjut
Clara.
“Kamu :)”, ucap Justin mantap.
“Hahaha, jangan becanda deh. Aku
serius, Just”.
“Aku juga serius, ra. Perempuan
itu kamu”.
Clara hanya terdiam, tapi dalam
hatinya ia sangat senang, “Ternyata Justin mempunyai rasa yg sama seperti ku
:)”, batin Clara. Suasana menjadi hening beberapa menit. Clara pun memulai
obrolannya kembali.
“Just”, panggil Clara.
“Iya? :)”.
“Emm.... aku rasa hidupku sudah
tak lama lagi, mungkin hanya beberapa menit lagi :)”.
“Apa maksudmu?!”. Justin terkejut
dengan ucapan Clara.
“Maafkan aku, Just. Aku tidak
bisa bermain-main denganmu lagi”. Clara membuang muka.
“Aku ngga mau kehilangan orang yg
aku sayang :(“. Justin menangis sembari memegang tangan Clara. Clara kembali
menghadap Justin.
“Sebaiknya kamu mencari perempuan
lain saja :)”.
“Tapi ra, aku ....”.
“Ssstt”. Clara mengatupkan mulut
Justin dengan jari telunjuknya. “Aku mohon Just, megertilah :)”. Justin pun
memeluk Clara, Clara hanya tersenyum.
“I love you :’)”, bisik Clara dan
menitikkan air matanya.
“I love you more :’)”, bisik
Justin dan mempererat pelukannya.
Suasana pun kembali menjadi
hening. Cukup lama mereka berpelukan. Justin merasa ada yg aneh, ia pun
memanggil Clara. “Clara”, panggil Justin dalam posisi masih berpelukan, tapi
tidak ada Jawaban.
“Clara, Clara”, panggil Justin
lagi dengan menepuk-nepuk kecil bahunya tapi hasilnya tetap nihil. Justin pun
melepaskan pelukannya, ia melihat Clara yg sedang memejamkan matanya dan
bibirnya masih terukir senyuman khas nya.
“Clara!”, panggil Justin lagi.
Justin memeriksa nadinya, dan ternyata nadinya tak berdenyut lagi. Clara sudah
tiada. “Tidak..!!”. justin menggelengkan kepalanya. “CLARAAA!!”.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Keesokan harinya keluarga,
teman-teman dan guru-guru Clara pergi ke tempat pemakaman. Tak lama mereka
sampai di pemakaman, Clara pun mulai di doakan. Usai di doakan, Justin mendekat
ke peti dan melihat Clara yg sudah terbujur kaku. Ia menyempatkan dirinya untuk
mencium kening Clara. “I love you”, bisik Justin. Dengan perlahan Clara mulai di
masukkan ke dalam tanah dan disusul memasukkan tanah pada lubang kuburannya.
Orang tua Clara tak henti-hentinya menangis, begitu juga Justin .
JUSTIN P.O.V
“Sungguh aku tak pernah
menyangka, kau akan pergi secepat itu. Sejak kecil kita selalu bersama,
mengukir kenangan indah bersama, suka duka kita lewati bersama. Tapi ternyata
kau tinggalkan segalanya, kau tak setia!!!
“Clara”....
Sejak hari pertama kepergianmu,
seakan tak ada lagi kebahagiaan untukku, yang ada hanya air mata dan air mata,
pipi ini terasa perih, pedih!
Seakan tak mampu lagi menerima
tetesan air mata. Siang malam hanya wajahmu yg terbayang, mengingatkan aku pada
masa lalu kita, segala kenangan indah kita..
Tuhan...
Ampunilah dia, terimalah dia
disisi-Mu.
Jadikanlah dia kekasih-Mu, sayangilah
dia Tuhan.
Ku tau Engkau Maha Pemurah”.
AUTHOR P.O.V
Kini Clara sudah di makamkan, dan
semuanya sudah pada bubar. Justin berjalan di akhir rombongan. Saat Justin
melewati pintu gerbang TPU, ia melihat sesosok perempuan dengan memakai pakaian
putih-putih dan tubuhnya juga bercahaya. Wajahnya juga tak asing lagi baginya.
Yah, dia Clara. Ia tersenyum pada
Justin dan berkata “JURA, Justin & Clara Forever”.
Justin membalas senyuman Clara,
dan Clara pun menghilang secara perlahan. Justin melanjutkan perjalanannya. Di
setiap jalan, ia selalu berkata “JURA, Justin & Clara Forever”. Justin
mengucapkannya berulang-ulang dengan riang. Ia pun berjanji pada dirinya
sendiri, walaupun Clara sudah tiada, ia tidak akan pernah melupakan
kenangan-kenangan bersama Clara. Dan ia akan terus mencintai Clara selamanya ..
THE END